is it time for Class '91 to shine?
By cules-woles on Kamis, 29 Desember 2011 @ 06.10 | 0 Comments

La Masia, akademi sepakbola milik Barcelona yang sekarang semakin terkenal di penjuru dunia sebagai penghasil pemain muda terbaik. Tak terhitung sudah berapa banyak pemain sepakbola tenar yang berasal dari La Masia baik itu yang sekarang melanjutkan karirnya di Barcelona atau di klub lain.

Salah satu generasi fenomena di La Masia adalah Class '87. Generasi emas yang dipimpin oleh seorang anak ajaib asal Argentina, Leo Messi. Setelah 2008, Gerrard Pique kembali ke Barcelona dari perantauan dan mengulang kejayaan dengan Leo Messi saat bermain di La Masia dan sekarang Cesc Fabregas pun kembali ke Barcelona untuk bermain kembali bersama Messi dan Pique seperti yang mereka lakukan bertahun-tahun di La Masia.

Meskipun tidak bermain bareng di La Masia, Pedro Rodriguez adalah salah lulusan terbaik La Masia yang lahir tahun 1987. Mungkin namanya juga bisa dimasukan dalam generasi emas Class '92 yang sekarang menjadi bintang di tim senior Barcelona.

Setelah itu banyak pemain muda La Masia lainnya yang mencoba untuk meneruskan karirnya di Barcelona senior, dan mulai tahun sekarang kita mungkin akan terbiasa dengan melihat pemain lulusan La Masia yang lahir di tahun 1991. Kalau boleh kita sebut mereka Class '91.

Class '91 dipimpin oleh seorang pemain muda yang sudah fenomenal sejak di La Masia, Thiago Alcantara. Dan mulai tahun ini, Thiago resmi promosi ke tim senior. Selain Thiago, mulai banyak pemain lulusan La Masia di Barcelona B yang juga siap untuk promosi ke tim senior dan mulai diberi kepercayaan oleh Pep Guardiola. Kita akan bahas siapa saja pemain lulusan La Masia dari Class '91 yang mungkin nanti akan menjadi bintang di Barcelona.

1. Martin Montoya

Montoya berposisi sebagai bek kanan, setelah Albert Ferrer, bintang Barcelona di era 90an, Barcelona belum lagi memiliki bek kanan yang bagus dari La Masia. Montoya lahir pada tanggal 14 April 1991 di Gava, sebuah wilayah di Catalan. Putra asli Catalan ini mulai belajar sepakbola di wilayah kelahirannya. Saat berusia 9 tahun, Montoya Pindah ke La Masia. Dia main di semua tim junior Barcelona. Dan mulai tahun 2009, Montoya promosi ke Barcelona B. Di Barcelona B, Montoya langsung menjadi pemain andalan pelatih Luis Enrique. Karena prestasinya di Barcelona B, Pep Guardioa memberinya kesempatan debut di tim senior pada  26 Februari 2010 saat melawan Mallorca. Melihat di tim senior sekarang posisi bek kanan cuma ada Dani Alves, peluang dia untuk promosi tahun depan sangat besar. Apalagi Montoya juga sempat dipanggil ke timnas senior Spanyol saat ujicoba melawan Italia meski tidak dimainkan. Dan setelah Alves mungkin beberapa tahun lagi akan menurun, Montoya sudah siap untuk menggantikannya. Di musim ini Montoya berhasil mencetak gol di Liga Champions saat melawan Bate dan memperpanjang kontraknya sampai 2014 meski banyak tawaran dari klub lain.

2. Isaac Cuenca

Putra asli Catalan ini lahir tanggal 27 April 1991 di Reus. Awalnya dia belajar sepakbola di klub tetangga Espanyol. Saat berumur 12 tahun dia pindah ke La Masia. Setelah 3 tahun di La Masia dia pindah lagi ke Reus, klub tempat kelahirannya. Namun tahun 2009 dia kembali ke Barcelona, dia kemudian dipinjamkan ke klub Catalan lainnya Sabadel. Dan tahun berikutnya dia kembali ke Barcelona dan bermain di Barcelona B. Sebenarnya saat di Barcelona B, Cuenca bermain biasa saja. Banyak yang heran kenapa Pep Guardiola memasukannya ke tim senior di awal musim ini meski status dia tetap pemain Barca B. Namun Cuenca justru tampil luar biasa, permainannya di sayap kanan selalu merepotkan pertahanan lawan. Sampai saat ini Cuenca sudah mencetak 2 gol di La Liga dan dengan cederanya David Villa, kemungkinan dia akan tetap bersama tim senior sampai akhir musim ini dan sangat berpeluang untuk promosi secara resmi ke tim senior tahun depan

3. Marc Bartra

Bartra berposisi sebagai bek tengah dan bisa juga bermain di bek kanan, fenomena lain di La Masia sekarang adalah banyak pemain muda yang berposisi sebagai bek tengah. Sesuatu yang sangat jarang di La Masia. Bartra lahir tanggal 15 Januari 1991 di Sant Jaume Dels Domenys suatu wilayah di kota Tarragona, Catalan. Bartra juga mulai belajar sepakbola di akademi sepakbola tentangga Barcelona, Espanyol. Setaun kemudian saat berumur 11 tahun dia pindah ke Barcelona dan bermain untuk tim infantil B bersama Montoya, Cuenca, Tello, Planas dan Riverola. Karir Bartra di tim junior Barcelona terbilang cukup baik, dia selalu menjadi pilihan utama para pelatih. Di timnas junior Spanyol bahkan Bartra menjadi kapten. Bartra melakukan debut untuk tim senior pada saat berusia 19 tahun, 14 Februari saat melawan Atletico Madrid di Barcelona. Di partai terakhir musim lalu saat menghadapi Malaga, Bartra berhasil mencetak gol pertamanya untuk tim senior Barcelona. Di awal musim ini banyak klub lain yang ingin membeli dia, namun dia memperpanjang kontraknya dengan Barcelona. Melihat potensi dan kecepatannya, Bartra juga mempunyai peluang yang besar untuk promosi ke tim senior, meski di posisi bek sudah ada Puyol, Pique, Fontas dan Mascherano yang sering di pasang sebagai bek oleh Pep Guardiola.

4. Christian Tello

Lahir tanggal 11 Agustus 1991 di Sabadel, kota di Catalonia. Dia berposisi sebagai penyerang sayap. Bergabung di La Masia sejak tahun 2002, dan pada 2008 dia dipinjamkan ke klub Catalan lainnya CF Damm. Kemudian dia beragabung dengan Espanyol. Dua tahun berikutnya dia promosi ke Espanyol B. Saat kontraknya tidak diperpanjang oleh Espanyol B, Luis Enrique pelatih Barcelona B saat itu justru menariknya kembali ke Barcelona dan bermain di Barcelona B. Hasilnya Tello justru mampu menjadi pemain andalan di sektor sayap dan mencetak cukup banyak gol. Dia melakukan debut untuk tim senior Barcelona saat melawan Hospitalet di babak 32 besar CDR musim ini di leg 1. Saat leg 2 di Camp Nou kemarin dia bahkan mampu mencetak 2 gol. Dengan potensi dan kecepatannya sebenarnya dia juga mempunyai peluang untuk promosi ke tim senior musim depan, namun dengan masih banyak pemain sayap di tim senior, dia sepertinya harus bersaing dengan sahabatnya,Cuenca untuk promosi ke tim senior.

5. Marti Riverola

Pemuda asli Barcelona, lahir di Barcelona pada tanggal 26 Januari 1991. Belajar sepakbola di Barcelona sejak umurnya masih 6 tahun. Semua tingakatan tim junior sudah dilaluinya. Dari awal sebagai penyerang sampai akhirnya sekarang dia berposisi sebagai pemain tengah. Musim lalu saat bermain di Barcelona B, dia dipinjamkan ke klub Belanda, Vitesse dipertengahan musim yang dilatih mantan legenda Barcelona, Albert Ferrer. Mulai musim ini dia kembali ke Barcelona B. Dia pun diturunkan di tim senior saat Barcelona mengalahkan Bate di UCL. Namun melihat posisi dia sebagai pemain tengah, peluang untuk promosi ke tim senior tahun depan nampaknya berat. Mengingat di Barcelona untuk posisi pemain tengah diisi oleh pemain dengan rate five stars. 

6. Carles Planas

Planas lahir di Sant Celoni, sebuah wilayah di Barcelona. Dia bergabung di La Masia sejak umur 11 tahun. Berposisi sebagai bek kiri. Dia juga selalu bermain di semua tingkatan tim junior Barcelona. Sejak tahun 2009 dia promosi ke tim Barcelona B. Dia bermain cukup baik di Barcelona B, dengan posisinya sebagai bek kiri sebenarnya itu adalah salah satu posisi yang jarang di Barcelona. Hanya Abidal yang murni bek kiri. Namun nampaknya Barcelona belum melihat Planas cukup baik untuk promosi ke tim senior. Barcelona dikabarkan ingin mendatangkan bek kiri dari klub lain untuk tahun mendatang. Namun bila penampilan Planas di Barcelona B semakin meningkat, bukan tidak mungkin suatu saat dia akan promosi ke tim senior mengingat posisi bek kiri adalah salah satu posisi yang cukup lowong di tim senior Barcelona.


Pada akhirnya nanti mungkin tidak semua dari nama-nama diatas akan promosi dan bersinar di tim senior Barcelona. Namun saya yakin ada salah satu diantara mereka yang nantinya akan menjadi pemain inti di Barcelona dalam beberapa tahun mendatang. Dan selain pemain2 kelahiran 91, di La Masia sekarang sudah banyak pemain muda yang siap untuk bermain di tim senior. Memang pasti tidak semua akan bermain di Barcelona, namun setidaknya nanti mereka akan dikenal sebagai pemain lulusan La Masia (D13)



PEP GUARDIOLA: LOVE, LUCK AND DESTINY
By cules-woles on Selasa, 27 Desember 2011 @ 03.35 | 0 Comments

PEP GUARDIOLA: LOVE, LUCK AND DESTINY WITH BARCELONA

Dengan dua gelar diawal musim 2011-12 yaitu Spanish Super Cup dan European Super Cup, Pep Guardiola berhasil menjadi pelatih tersukses di Barcelona. Total dia sudah meraih 12 piala dari kemungkinan 15 piala sejak musim 2008-09. Melewati rekor sang legenda yang juga mentornya Johan Cruyff. Suatu catatan yang sangat fenomenal untuk seorang yang 'cuma' punya pengalaman melatih Barcelona B sebelum melatih tim senior Barcelona. Dan desember ini dia menambah gelar lagi dengan meraih Club Wolrd Club untuk kedua kalinya setelah 2009.

Cerita awal Pep Guardiola melatih Barcelona adalah kengototan presiden klub saat itu Joan Laporta memilih Pep Guardiola sebagai pelatih tim senior Barcelona setelah Frank Rijkard gagal dalam 2 musim 2006-07 dan 2007-08 yang mungkin banyak yang tidak mengira karena sebelumnya dia berhasil meraih 2 gelar La Liga dan 1 Piala Champions. Bahkan dimusim 2007-08 Barcelona hanya berada diposisi 3, suasana didalam tim yang sudah tidak harmonis menjadi salah satu penyebabnya, selain itu masalah internal pemain bintang yang tidak disipilin semakin membuat penampilan tim menurun.

Saat Laporta memilih Pep Guardiola, banyak yang meragukan karena dia belum memiliki jam terbang yang banyak didunia kepelatihan, dewan direksi Barcelona saat itu lebih setuju kalau yang menjadi pelatih adalah Jose Mourinho yang pernah menjadi ass coach Barcelona dijaman pelatih Boby robson dan Louis Van Gaal dan kebetulan menganggur setelah dipecat Chelsea. Dan akhirnya Laporta tetap memilih Pep Guardiola sebagai pelatih Barcelona dan seperti sebuah hadiah bagi Pep Guardiola yang baru saja membawa tim Barcelona B menjadi juara segunda division La Liganamun tidak bisa promosi.

Dasar lain kenapa Pep Guardiola yang dipilih karena dia adalah orang yang paling tahu dengan Barcelona, seperti semua orang tau sebelumnya dia adalah Kapten Barcelona, meski tidak mengakhiri karir sepakbolanya di Barcelona, dia sangat mencintai Barcelona sejak dia kecil dan membela Barcelona disemua level tim Junior dan sampai akhirnya senior.

Sekarang ketika dia berhasil membawa Barcelona menjuarai semua kompetisi yang diikuti Barcelona, banyak yang berpendapat kalau Pep Guardiola bisa seperti itu karena dia melatih Barcelona, dia belum tentu bisa melakukan itu kalau dia melatih di tim lain. Sepertinya orang2 lupa dengan keadaan Barcelona saat pertama kali dia melatih di tim senior.

2008-09 Pep Guardiola melatih Barcelona dengan beban harus mengembalikan kejayaan Barcelona, dan dia membuat suatu langkah yang sangat tidak populer di kalangan fans Barcelona, dia menjual icon klub saat itu Ronaldinho dan tandemnya di lini tengah, Deco. Semua orang tau kalau bersama Eto'o mereka adalah pilar utama Barcelona merebut 2 gelar La Liga dan Piala Champions. Dasar utama Pep Guardiola menjual mereka karena tidak suka dengan kebiasaan mereka berpesta sampai malam hari, Pep Guardiola tidak suka dengan pemain yang tidak disiplin.

Dan dipertandingan pertama La Liga 2008-09, Barcelona secara mengejutkan kalah dari tim yg kualitasnya jauh dibawah Barcelona, Numancia. kritik semakin kencang ke Pep Guardiola yang mengandalkan pemain2 muda. Namun siapa sangka diakhir kompetisi dia berhasil membuattreble winners. Juara La Liga, Copa Del Rey dan Piala Champions. Semua kritikan diawal musim hilang dengan sendirinya, dan semua orang bukan hanya kagum dengan permainan tiki-taka Barcelona dibawah Pep Guardiola, tapi juga kagum dengan keberaniannya mengandalkan pemain muda Barcelona yang rata2 lulusan dari akademi sepakbola Barcelona sendiri, La Masia. Hal yang membuatLa Masia semakin terkenal didunia sebagai penghasil pemain muda nomor satu didunia. Sedikit pembahasan untuk pemain inti Barcelona di era Pep Guardiola.

- Victor Valdes
Mungkin banyak yang heran kenapa Victor Valdes bisa menjadi kiper nomor satu Barcelona, dan membuat Pepe Reina saat itu pindah ke Villareal. Di awal karirnya dia sangat sering membuat blunder, namun Pep Guardiola tetap mempercayakannya sebagai kiper nomor 1 di Barcelona. Pep Guardiola. Valdes memang pilihan yang tepat dengan taktik Pep Guardiola, yang memerlukan kiper yang bisa menjadi sweeper dan nyaman memainkan bola. Terbukti penampilan Valdes semakin matang dan tenang dibawah Pep Guardiola.

- Dani Alves
Salah satu pemain pertama yang dibeli oleh Pep Guardiola, salah satu bek kanan terbaik di Spanyol. Tak heran Pep Guardiola sangat ngotot membelinya dan menjadikannya bek termahal di Spanyol. Alves sangat mendukung keinginan taktik Pep Guardiola yang menyerang dari sayap dan kalau dibutuhkan untuk fokus dipertahanan, dia akan menjadi bek yang sangat sulit untuk ditaklukan, CR7 mungkin yang paling tau bagaimana kalau Alves menjaga daerah pertahanannya :D.

- Gerrad Pique
Saat Pep Guardiola melatih Barcelona, dia mengingkan Pique untuk kembali ke Barcelona dari MU. Sebuah keputusan yang cukup berani karena di MU dia hanya sebagai pemain pelapis. Namun kejelian dan kepercayaan Pep Guardiola membuat Pique sekarang menjadi salah satu Bek terbaik didunia. ada yang tau Pique sebelumnnya kalau Pep Guardiola tidak membawanya kembali ke Barcelona?

- Carles Puyol
Kapten Barcelona sejak era Rijkard, sebelum Pep Guardiola melatih dia memang sudah menjadi andalan di sektor belakang, dan di era Pep Guardiola tugasnya bukan hanya sebagai pengawal pertahanan tapi sebagai mentor untuk para pemain muda Barcelona, dan dia berhasil menjadikan Pique sebagai duetnya dan menjadi pasangan bek terbaik di Barcelona dan timnas Spanyol.

- Eric Abidal
Dia sebenernya adalah rekrutan dari Rijkard untuk menggantikan Van Bronckhorst, namun kurang bersinar dimusim pertamanya. Dibawah Pep Guardiola dia menjadi salah satu bek kiri dengan pertahanan terbaik didunia. dia menjadi Balancing pertahanan Barcelona disaat sektor sebelah kanan Barcelona sangatlah ofensif. Peran Pep Guardiola sangat penting dalam kemajuan karir Abidal.

- Sergio Busquets
Ada yang mengenalnya sebelum Pep Guardiola berani menjadikannya starter di Barcelona? Saah satu pemain yang dibawa Pep Guardiola dari Barcelona B ke tim senior. Gelandang bertahan yang sangat pas dengan sistem Pep Guardiola. Dia seperti terlahir untuk menjalankan permainan yang diinginkan Pep Guardiola. Seorang gelandang bertahan yang juga bagus dalam mengontrol bola dan permainan. Tidak semua gelandang bertahan bisa nyaman dalam memainkan bola di lini tengah, dan Pep Guardiola melihat Sergio adalah satu dari sedikit pemain seperti itu.

- Andres Iniesta
Sudah promosi ke tim senior sejak era Rijkard, namun bersinar dibawah Pep Guardiola. Salah satu alasan Pep Guardiola menjual Deco juga adalah karena Iniesta. Guardiola tahu benar kempuannya sejak masih di tim junior Barcelona. Dan Iniesta pun merasa kemampuan sepakbolanya berkembang pesat dibawah Pep Guardiola, tak heran dia sangat berterima kasih dan menghormati Pep Guardiola dan menjadi salah satu pemain yang menyerang CR7 karena mendorong Pep Guardiola di el clasico.

- Xavi Hernandez
Pemain yang sudah promosi ke tim senior Barcelona saat Pep Guardiola masih menjadi pemain di Barcelona, pemain yang diawal karirnya disebut sebagai penerus Pep Guardiola. Semua berjalan lancar sebelum dia mengalami cedera cukup parah dimusim 2005-06. Pemain yang membuat Pep Guardiola seperti 'who needs Ronaldinho? i've got Xavi'. Dan sepertinya itu terbukti, dibawah Pep Guardiola Xavi menjadi jendral utama skema permainan tiki-taka Barcelona. Dan membuatnya menjadi seorang Master dalam urusan Passing dan Assist. Saya yakin, andai Pep Guardiola tidak menjual Ronaldinho, Xavi tidak akan sebesar sekarang.

- Pedro Rodriguez
Ada yang mengenalnya juga sebelum Pep Guardiola mempromosikannya ke tim senior Barcelona dari tim B? Entah apa yang ada dipikiran Pep Guardiola saat mempromosikan pemain2 tim B ke tim senior dan langsung menjadikannya pemain utama. Semua terjawab setelah musim 2008-09, Pedro menjelma menjadi salah satu winger terbaik di Spanyol. Kemampuan dribbling sama baik dengan kaki kanan dan kiri, pemain yang juga mendukung pola serangan Pep Guardiola dari sayap

- Lionel Messi
Sudah diprediksikan menjadi bintang Barcelona sejak muda dan di era Rijkard, namun kalau saja Pep Guardiola tidak mengubah posisinya ke penyerang tengah, Messi mungkin tidak akan mencetak goal banyak seperti sekarang. Semua orang tau posisi awal Messi itu penyerang sayap dan Rijkard pun menempatkannya di Sayap untuk mendukung Eto'o ditengah. Semua berawal di musim 2008-09 saat Barcelona tandang ke kandang musuh abadi Real Madrid, Pep Guardiola menempatkan Messi di posisi penyerang tengah dan membuat Eto'o yang sudah menjadi penyerang tengah Barcelona untuk waktu yang lama harus rela menjadi penyerang sayap. Hasilnya luar biasa, Barcelona membantai Madrid 6-2 di ibukota dan Messi mencetak 2 goal. Tak heran kalau akhirnya Pep Guardiola menjual Eto'o ke Inter Milan. Suatu kejelian Pep Guardiola untuk Messi

-David Villa
Datang ke Barcelona dengan rekor salah satu pencetak goal tersubur di La Liga dan akhirnya menjadi top scorer sepanjang masa timnas Spanyol, namun Pep Guardiola berani menempatkannya di posisi penyerang sayap, karena Pep Guardiola melihat Villa mempunyai naluri sebagai penyerang sayap dan mempunyai dribbling bagus untuk menyisir pertahanan lawan dari sayap, hasilnya tidak mengecewakan. 23 goal musim lalu tetap menjaganya sebagai salah satu penyerang terbaik di Spanyol, dan goalnya di final UCL menjadi jawaban untuk semua kenapa dia pindah ke Barcelona.

Dan terbukti juga Pep Guardiola bisa mengecilkan kekuarangan saat Puyol cedera, dia bisa memaksimalkan Mascherano sebagai bek tengah. sesuatu yang sebenernya tidak pernah dilakukan Mascherano sebelumnya baik di Liverpool maupun timnas Argentina. menarik musim ini untuk melihat dimana peran dan kejelian Pep Guardiola untuk Cesc Fabregas, Alexis Sanchez dan Thiago Alcantara, dan dia memunculkan nama Issac Cuenca dari Barca B. Memang Pep Guardiola juga ada kegagalan dengan Ibrahimovic yang tidak sesuai dengan skema permainan yang diinginkan. Dan terpaksa melepeas Bojan Krkic dan Jeffren.

Tulisan saya ini bukan sebagai pembelaan yang menyebutkan kalau Pep Guardiola bisa sukses seperti sekarang ini karena dia melatih Barcelona, saya hanya menjelaskan situasi awal saat Pep Guardiola ditunjuk sebagai pelatih Barcelona dan apa saja yang sudah dia lakukan hingga membuat Barcelona bisa menjadi seperti sekarang dan meraih 12 Gelar sejak 2008. Dan tentunya berharap masih banyak gelar yang akan diraih Barcelona bersama Pep Guardiola meski kita tidak pernah tahu sampai kapan Pep Guardiola akan melatih Barcelona dan sampai kapan era kejayaan Barcelona ini. Yang pasti Barcelona di era Pep Guardiola sudah membuat sepakbola menjadi indah untuk ditonton dan sedang membuat sejarah. Passing, berlari mencari ruang, tidak terpatok pada satu poisi dan menekan lawan saat kehilangan bola untuk mendapatkan kembali bola secepatnya. itulah ciri permainan Barcelona dibawah Pep Guardiola. Satu lagi kejelian dan kepintaran Pep Guardiola saat pekan pertama La Liga musim ini, melawan Villareal yang musim lalu ada diposisi 4, Barcelona mengalami krisis di bek tengah dengan cederanya Pique dan Puyol. Dia membuat kejutan dengan formasi 3-4-3 dengan menumpuk pemain tengah dan menempatkan Mascherano dan Sergio yang notabene adalah gelandang bertahan diposisi bek tengah, hasilnya ternyata luar biasa. pass, pass and kill them. Lini tengah Barcelona bekerja sangat luar biasa dengan taktik itu. Hasilnya Barcelona membantai Villareal 5-0. Suatu bukti kalau Pep Guardiola bisa memanfaatkan dan meracik strategi sempurna untuk Barcelona dalam situasi apapun ( Berbeda dengan timnas Spanyol yang terlihat sangat buruk lini pertahanannya tanpa Puyol dan Pique saat melawan Chile ). Dan semakin dikukuhkan saat mengalahkan Madrid di el clasico part 1 musim ini. 3-4-3 yang di anggap rawan oleh para pengamat saat berhadapan dengan Madrid, justru mampu meredam lini tengah Madrid. Barca pun menang 1-3 di Ibukota. Menurut saya Barcelona dan Pep Guardiola memang berjodoh, dan takdir Pep Guardiola memang di Barcelona :D

Visca Barca!




La Masia: Disinilah semua keindahan itu berasal
By cules-woles on @ 03.22 | 0 Comments


Mungkin bukan cuma Barcelona yang mempunyai akademi sepakbola untuk pemain muda, semua klub pasti akademi sepak bola untuk para pemain muda nya. Ajax, AC Milan dan Manchester United pun mempunyai akademi sepakbola yang hebat dalam menghasilkan pemain - pemain muda yang berbakat. Namun mungkin sekarang cuma La Masia yang paling konsisten menghasilkan pemain muda yang berbakat dan mereka semua di didik untuk menghasilkan satu tujuan filosofi Barcelona yaitu 'Keindahan'.

Markas La Masia di tempat bangunan yang berasal dari abad ke 18, sebuah rumah bekas peternakan yang terletak di bawah bayangan stadion Camp Nou. Akademi ini mulai berjalan sejak 26 September dan diresmikan sebagai pusat pelatihan tim junior Barcelona pada oktober 1979, La Masia menjadi salah satu kamp paling lengkap dan ideal untuk talenta muda yang berbakat. sampai sekarang La Masia telah menghasilkan hampir 500 pemain muda yang memilik talenta luar biasa di sepakbola. Mungkin tidak semuanya berhasil di Barcelona ( Senior ) namun mereka tersebar luas di seluruh klub di Eropa dan menjadi pemain andalan di klub nya masing - masing. contoh nya mungkin fabregas (Arsenal), Reina ( Liverpool ), Arteta ( Everton ) dan masih banyak lagi.

La Masia terdiri dari 15 tim, 290 pemain dan 110 pegawai. Dari 290 pemain itu 90 % nya berasal dari Spanyol dan 50 % nya adalah putra asli Catalan. 
Kegiatan di La Masia di mulai jam 7 pagi dengan kelas sekolah seperti sekolah umum. Tentu nya selain dilatih sepakbola yang baik, para pemuda ini harus dilatih pendidikan formal nya juga. Mereka sekolah sampai jam makan siang setelah itu break dan di lanjutkan dengan belajar individu selama selama dua setengah jam. Tepat jm 6 sore barulah mereka latihan sepakbola di kamp latihanSaint Jan Despi. Jam 9 malam mereka akan makan malam bersama dan jm 11.30 malam lampu asrama akan di matikan dan mereka harus beristirahat.

Di usia yang sudah 30 tahunan La Masia tetap konsisten setiap musim nya memberikan pemain - pemain muda potensial untuk di promosikan ke tim Barcelona senior. Semua nya sudah di bekali dengan satu dasar sepakbola di La Masia yaitu keindahan. Pep Guardiola, pelatih Barcelona saat ini yang juga almunus La Masia pernah berkata 'Masuk ke La Masia seperti masuk ke awal dunia mimpi, setelah lulus dari sana baru lah kita harus melanjutkan mimpi itu, mimpi yang sangat indah'. Sedangkan menurut Leo Messi yang mungkin menjadi lulusan terbaik La Masia sepanjang masa, ' Di La Masia kami tidak dilatih sepakbola untuk menang, kami dilatih untuk mengembangkan bakat kami, mengembangkan dengan keindahan'
Ya Guardiola, Messi adalah salah satu contoh lulusan La Masia yang berhasil melanjutkan mimpi nya dengan keindahan. Xavi, Iniesta, Puyol, Pedro, Busquet ( ayah nya Carles Busquet adalah mantan kiper Barcelona di era 90'an akhir dan juga lulusan La Masia), Pique, Bojan, Valdes pun sekarang sedang melanjutkan mimpi mereka secara indah. Mungkin kalo di sebutkan satu- satu lulusan La Masia yang berhasil sejak dulu akan sangat banyak. Nama La Masia semakin harum setelah Messi, Xavi dan Iniesta masuk dalam calon pemain terbaik dunia, baru kali ini ada 3 sekaligus pemain dari lulusan akedemi yang sama masuk dalam calon pemain terbaik dunia. Ini bisa dibilang juga kemenangan filosofi indah La Masia.



Saya akan sedikit berbagi cerita singkat tentang masa awal 3 Calon pemain terbaik dunia ( akhir nya Leo Messi yang terpilih menjadi pemain terbaik dunia 2010) ini di La Masia dan bonus nya cerita singkat pelatih Pep Guardiola dan Kapten Carles Puyol.

Leo Messi


Sejak umur 5 tahun Messi sudah mempunyai skill yang di atas rata2 pemain seusia dia, bermain untuk klub Newell's Old Boys dari tahun 1995 - 2000. Namun saat kecil dia mengalami masalah dengan hormon nya sampai klub nya tidak mampu lagi membiayai biaya terapi hormon untuk nya. Bakat nya yang luar biasa tercium oleh Barcelona, Barcelona pun mengajak nya untuk ke Catalan dan akan membantu nya untuk terapi hormon. Akhir nya Messi menimba ilmu di La Masia sejak tahun 2000 ( 13 tahun ) pelatih Barcelona B saat itu Carles Rexach berkata ' saya hanya butuh waktu 10 menit saat pertama melihat dia bermain untuk meyakinkan kalo dia akan menjadi pemain besar dan terbaik di dunia'. Di La Masia pun Messi sudah menjadi andalan untuk mencetak goal, aksi menggiring bola nya membuat media2 di Spanyol mulai membandingkan dengan Maradona. Cukup 4 tahun waktu Messi di La Masia sampai dia di promosikan ke tim senior Barcelona dan sampai sekarang menjelma menjadi pemain terbaik di dunia. Dan saya beruntung menjadi salah satu saksi goal pertama Messi untuk tim Barcelona Senior saat melawan Albacete tanggal 1 May musim 2004 - 05 saat usia nya masih 17 tahun dan masih memakai nomor punggung 30. Mungkin kalo dia tetap berada di Argentina dia belum tentu menjadi pemain besar seperti sekarang. La Masia memang tempat yang pas untuk dia.


Leo Messi

 Xavi Hernandez


Seperti orang Catalan lain nya yang ingin anak nya menjadi pemain Barcelona, kedua orang tua Xavi memasukan dia ke La Masia sejak 1991 ( umur 11 tahun ). Namun saat tes pertama masuk ke La Masia dia tampil buruk dan di perjalanan pulang dia sedih karena takut tidak di terima masuk ke La Masia. Namun bakat nya yang luar biasa tetap membuat nya masuk La Masia. Dia awal nya bercita2 ingin menjadi penyerang karena ingin di ingat orang banyak setelah mencetak goal, namun tim pelatih La Masia punya rencana lain untuk nya. Dengan skill menguasai bola yang bagus dan Xavi kurang memiliki kecepatan untuk menjadi penyerang akhir nya dia di tempat kan sebagai playmaker dan ternyata disitu lah posisi ideal bagi nya. Dia pun menjelma menjadi Playmaker yang tangguh dan terkenal di La Masia. Saat di promosikan ke Barcelona senior dia sempat di goda oleh Ac Milan dengan bayaran 4x lipat dari yang di terima di Barcelona. Sang ayah sangat tertarik dengan tawaran itu, namun ibu nya mengancam kalo sang ayah menerima tawaran Ac Milan maka dia akan minta di ceraikan. Dan akhirnya Xavi tetap di Barcelona sampai sekarang. Entah apa jadi nya kalo saat itu sang ayah tetap menerima pinangan Ac Milan



Xavi Hernandez

Andres Iniesta


Dia bukanlan putra asli catalan, dia juga awal nya belajar sepakbola di klub kota kelahiran nya Albacete 1994–1996, bakat nya tercium oleh La Masia sehinga mereka menawarkan nya untuk pidah ke La Masia. Awalnya dia takut untuk pindah karena tidak ingin jauh dari kedua orang tuanya. Namun orang tuanya mengatakan kalau dia ingin menjadi pemain besar dia harus ke Barcelona. Akhir nya 1996 ( 12 tahun ) Iniesta pindah ke La Masia dan disana dia menjadi kapten saat menjadi juara kejuaraan Nike u-15 dan menjadi pemain terbaik. Saat itu Pep memberikannya Jerey Barcelona nya dan ditanda tangani 'untuk pemain terbaik yg pernah saya lihat' dan Pep adalah idola Iniesta sejak kecil. Sejak di La Masia Iniesta juga rajin mencetak goal selain memberi assist kepada striker. Itulah salah satu kelebihan nya yang sangat di sukai oleh staff pelatih di La Masia. Setelah 6 tahun di gembleng di La Masia, tahun 2002 iniesta di promosikan ke tim utama dan menjadi tandem yang sepadan untuk xavi di lini tengah Barcelona maupun timnas Spanyol sampai sekarang. Dan mungkin dia di takdirkan untuk mebuat goal penting dalam karir nya seperti goal nya ke gawang Chelsea di semifinal liga champions tahun 2008/2009 dan tentu nya goal nya ke gawang Belanda di final piala dunia 2010.



Andres Iniesta

Carles Puyol



Putra asli Catalan dan bergabung di La Masia sejak tahun 1996. Awalnya di La Masia dia adalah seorang bek kanan yang sangat tangguh dan rajin membantu penyerangan, dia salah satu pemain di La Masia yang mempunyai fisik yang luar biasa di angkatan nya menurut data resmi dari La Masia. 3 tahun cukup membuat nya semakin matang dan di promosikan ke Barcelona senior, dia pun tetap melanjutkan karir nya sebagai bek kanan, sampai akhir nya Frank Rijkard mengubah posisi nya menjadi bek tengah dan dengan aksi heroik nya di lapangan sampai sekarang Puyol bisa di bilang simbol pemimpin dan kekohan benteng bangsa Catalan.



Carles Puyol


 Pep Guardiola

Mungkin setelah Johan Cruyff dia adalah calon legenda Barcelona selanjut nya, bukan hanya karena prestasi nya sebagai pemain di Barcelona tapi sebagai pelatih di La Masia ( Barcelona B ) dan sekarang di Barcelona senior. tak heran kalo sejak dia melatih Barcelona, Barcelona semakin di isi oleh alumni2 La Masia karena dia sudah mengenal para pemain terbaik di La Masia dan di promosikan ke Barcelona senior. Dia mulai masuk ke La Masia sejak 1984 ( umur 12 tahun ) dan tahun 1990 di promosikan ke tim Barcelona senior. Dia salah satu pemain kesukaan Johan Cruyff tak heran tak lama sejak bergabung di tim senior dia selalu menjadi pemain inti dan sejak Bakero pensiun dia menjadi kapten Barcelona. Di era kepelatihan nya sekarang Barcelona sangat menikmati keindahan dan kejayaan tim nya bersama para alumnus La Masia di dalam nya.



Pep Guardiola bersama lulusan La Masia angkatan nya Guilermo Amor dan Sergi Berjuan





Itulah cerita singkat La Masia yang saya ketahui, permainan cantik Barcelona yang selama ini kita nikmati berawal dari La Masia. Suatu tempat yang sangat luar biasa. Tempat yang menjadi idaman semua talenta muda di dunia untuk berlatih sepak bola. Mungkin kalo saja akademi sepakbola bisa menjadi salah satu dari 7 keajaiban di dunia, La Masia pasti masuk ke dalam nya. Tahun 2012 La Masia akan pidah tempat ke tempat yang jauh lebih modern, namun bangunan kono itu itu akan tetap menjadi saksi bisu lahir nya sebuah keindahan untuk sepakbola. Dan di tempat yang baru nanti semoga keindahan itu akan tetap terlahir. Visca Barca!


Photo Gallery La Masia




Sumber: The Stars of La Masia book, fcbarcelona.cat
pic: google

REVIEW: BARCELONA V SANTOS ( GELAR JUARA KEDUA UNTUK BARCELONA )
By cules-woles on Minggu, 18 Desember 2011 @ 22.33 | 0 Comments

Another trophy for Pep's army

Akhirnya Barcelona menjadi juara di kejuaran dunia antar klub 2011, di partai final Barcelona yang bersatatus juara Eropa berhasil mengalahkan Santos, raja dari Amerika Selatan dengan skor yang mungkin tidak diduga sebelumnnya, 4-0.

Pep Guardiola menurunkan line up yang cukup mengejutkan, karena hanya menurunkan Messi sebagai pemain depan, tanpa striker murni. Dan luar biasanya Pep menurunkan 5 gelandang mereka yang berstatus five stars: Xavi, Iniesta, Busquets, Cesc dan Thiago. Pep berharap dapat menguasai lini tengah dari awal pertandingan. Sesuai dengan preview match kita, siapa yang menguasai lini tengah berpeluang untuk menjadi juara.

Sesudah kick off, Barca langsung menguasi lini tengah, Xavi dan Busquets mampu menjaga lini tengah Barca sehingga Iniesta, Cesc dan Thiago bisa fokus membantu Messi di penyerangan. Alves pun yang kembali di plot sebagai penyerang sayap kanan tampak mendominasi di sisi kiri pertahanan Santos.

Santos sendiri membuat kejutan dengan tidak menurunkan Elano di line up, namun ini menjadi kesalahan terbesar Santos, maksutnya untuk mencoba memperkuat pertahanan dan mengandalkan serangan balik. Dengan hanya mengandalkan Ganso di lini tengah tidak cukup untuk membendung five stars Barcelona di lini tengah. Gol pun semakin jelas hanya menunggu waktu. Dan sesuai dengan ulasan kita sebelumnya, pertahanan Santos tidak terlalu baik, mereka sering panik saat menghadapi serangan bertubi-tubi dari Barcelona.

Messi membuka gol Barcelona, kontrol yang luar biasa dari Xavi diteruskannya dengan assist yang sempurna untuk Messi. Messi yang dalam posisi bebas berhasil mengecoh kiper Santos untuk membawa Barcelona unggul. Tidak lama setelah itu, aksi Alves berhasil dikonversi gol oleh Xavi. Dengan sekali kontrol, Xavi mencetak gol kedua untuk Barcelona. Setelah itu, pertandingan seakan menjadi milik Barcelona.

Cesc yang langsung on fire sejak bergabung dengan Barcelona, menyumbangkan gol kembali. Diawali pergerakan Messi yang memberikan umpang untuk Alves, Cesc berhasil memanfaatkan bola muntah dari kiper Santos. Setelah itu Santos memasukan Elano menggantikan Danilo, namun semuanya tampak terlambat dan bisa dibilang Barcelona sudah menjadi juara di babak pertama.

Di babak kedua, Santos bermain lebih baik. Mereka berhasil menciptkan beberapa peluang namun berhasil dipatahkan oleh Valdes. Puyol pun bermain luar biasa seperti biasa, berhasil mematikan pergerakan Neymar. Barca yang sudah unggul 3 gol pun nampak mulai sedikit mengendurkan serangannya. Menjelang akhir pertandingan, Alves berhasil lolos dari pengawalan pemain belakang Santos. Alves memberikan umpan kepada Messi, dengan sekali kontrol Messi berhasil lolos dari kawalan pemain Santos dan mengecoh kiper Santos untuk mencetak gol keduanya di partai final ini. Messi yang di semifinal kalah 'bersinar' dari Neymar membuktikan kalau dia adalah pemain besar yang selalu mencetak gol di partai besar. Skor akhir pun 4-0 untuk kemenangan Barcelona.

Ini gelar juara kedua Barcelona di kejuaraan ini, yang kedua dibawah Pep Guardiola. Messi pun kembali menjadi MVP kejuaraan ini. Taktik Pep menurunkan 5 stars lini tengah Barcelona menjadi kunci kemenangan Barcelona, dan kesalahan terbesar Santos dengan tidak menurunkan Elano sejak awal juga mempunyai andil besar untuk kekalahan mereka.

Finally, another trophy untuk Pep Guardiola semakin mengukuhkan dirinya sebagai Pelatih dengan gelar terbanyak di Barcelona. Total sudah 13 piala yang sudah di sumbangkan oleh Pep untuk Barcelona. Congrats and Visca Barca <3 ( D13 )


Preview: Barcelona V Santos
By cules-woles on Jumat, 16 Desember 2011 @ 13.50 | 0 Comments

is it Messi against Neymar?

Akhirnya final ideal di World Club Cup tahun ini terjadi, Barcelona wakil dari Eropa akan menghadapi Santos wakil dari Amerika Selatan setelah kedua klub tersebut mengalahkan lawannya. Dan pastinya yang ditunggu pun terjadi, pertarungan antara Messi dengan Neymar.

Dalam 3 tahun terakhir Messi mendominasi sebagai pemain terbaik dunia, dan Neymar disebut akan menyaingi level dari Messi. Namun duel ini juga akan menarik di lini tengah antara Xavi - Iniesta di Barcelona melawan Ganso - Elano di Santos.

Kunci pertandingan nanti tetaplah di lini tengah, siapa yang bisa menguasai lini tengah mempunyai peluang lebih besar untuk menjadi juara. Dengan cederanya Villa kemungkinan Barcelona akan menurunkan line up seperti melawan Madrid dan Alexis yang diragukan tampil kemungkinan akan digantikan oleh Pedro.

Dengan menurukan Xavi, Inista, Cesc dan Busquets, peluang Barcelona sedikit lebih besar di lini tengah. Dengan Xavi yang akan menjadi jendral, Busquets sebagai penyeimbang. Iniesta mungkin akan sedikit bermain di sebelah kiri dan Cesc seperti biasa akan bergerak bebas di semua lini tengah dan depan. Namun Ganso dan Elano pasti tidak akan menyerah. Dengan pengalaman Elano bermain di Eropa dan skill dari Ganso, pertarungan lini tengah akan berlangsung menarik. Dan bila nantinya kekuatan lini tengah berimbang, kedua tim mempunyai pemain yang bisa menentukan pertandingan di diri Messi dan Neymar.

Untuk barisan pertahanan, Barcelona terlihat lebih kuat dari Santos. Bila Puyol - Pique bermain sejak awal tentu akan menjadi tembok yang sangat sulit untuk ditembus lini depan Santos. Apalagi Barcelona memiliki rekor belum terkalahkan hampir 2 tahun terakhir bila Puyol - Pique bermain bersama sejak awal.

Lini belakang Santos terlihat sedikit rapuh, saat melawan Kashiwa terlihat beberapa kali lini belakang mereka tampak panik saat menghadapi serangan balik dari Kashiwa. Tentunya akan menjadi berbahaya dalam menghadapi kecepatan Messi, Pedro dan Alves yang sering membantu penyerangan.

Menarik juga untuk melihat apakah Alves kali akan fokus ke pertahanan untuk mengawal daerahnya dari tekanan sahabatnya di timnas Brazil, Neymar. Yang pasti partai ini akan menarik dan penuh gengsi antara Pemain terbaik dunia dan pemain yang disebut mendekati untuk menjadi pemain terbaik dunia. (D13)

Peluang: Barcelona 60 - Santos 40



David Villa; Duka untuk Barcelona dan Spanyol
By cules-woles on @ 13.50 | 0 Comments

Mengalawi musim dengan baik, mencetak goal di leg 1 Spanish Super Cup melawan Real Madrid di Barnebeu, namun menurun penampilannya saat kompetisi La Liga berjalan. Itulah situasi yang harus dialami oleh David Villa di musim keduanya dengan Barcelona, bahkan sampai menimbulkan rumor kalau Barcelona akan menjualnya di bursa transfer Januari nanti.

Posisi sulit itu makin bertambah saat Alexis Sanchez mulai terlihat 'nyetel' dengan Barcelona dan munculnya seorang rising stars baru dari La Masia, Issac Cuenca. Villa pun mulai kehilangan tempatnya di tim inti, namun Guardiola tetap mengatakan kalau Villa masih masuk dalam rencananya di musim ini.

Dan tiba dibulan Desember, Barcelona yang sebagai juara UCL 2010 mengikuti turnamen FIFA World Club Cup yang kembali digelar di Jepang. Barcelona langsung mengawali pertandingan di semifinal melawan wakil Asia, Al Sadd. Villa dipercaya oleh Guardiola untuk menjadi starter, bersama Messi dan Villa. Trio MVP yang musim ini jarang bermain bersama akhirnya kembali bermain bersama.

Ketika pertandingan dimulai semua berjalan normal, Barcelona langsung menguasai jalannya pertandingan dengan ball possession yang tinggi. Adriano membuka goal pertama untuk Barcelona. Villa sempat mencetak goal setelah itu, namun sayang dia sudah berada pada posisi offside.

Saat pertandingan mulai memasuki pertengahan di babak pertama, umpang lambung Iniesta coba dikejar oleh Villa yang sangat ingin mencetak goal, kontrol pertamanya kurang begitu sempurna dan dengan posisi diapit oleh 2 bek Al Sadd. Villa pun terjatuh dan gagal mencetak goal karena bola berhasil ditangkap oleh kiper lawan. Namun setelah terjatuh, Villa nampak tidak bisa bangun dan merasakan sesuatu yang aneh dengan kakinya. Dia pun memanggil tim medis dan minta diganti. Akhirnya Villa pun diganti oleh Alexis.

Villa nampak tenang saat ditandu tim medis, namun raut wajah Guardiola menunjukan sesuatu yang serius terjadi dengan Villa. Setelah dibawa ke rumah sakit, akhirnya Villa dinyatakan mengalami retak tulang kering di kaki kirinya. Suatu cedera yang cukup serius, dan perlu melakukan operasi dan memerlukan waktu 4-5 bulan untuk penyembuhan.

Suatu pukulan untuk Barcelona dan timnas Spanyol. Dan pasti duka yang sangat berat untuk Villa. Disaat posisinya mulai rawan, dia harus mengalami cedera yang cukup serius. Dengan perkiraan baru akan sembuh saat Mei nanti, Villa dipastikan hampir absen sampai akhir kompetisi. Dia berharap bisa kembali bermain di final UCL Munich dan tentunya di Euro 2012. Dia percaya rekan satu tim nya akan membawa dia ke Munich.

Cederanya Villa seperti menyatukan semua pemain timnas Spanyol, tak terkecuali pemain timnas Spanyol asal Real Madrid. Ramos memberikan dukungan lewat twitter-nya dan terakhir Iker Casillas memberikan dukungan lewat Facebook-nya. Demikian juga dengan mantan rekan Villa di Valencia dan duetnya di timnas Spanyol, Fernando Torres. #animsvilla pun menjadi trending topic world wide di twitter.

Dengan posisi Villa yang sebagai top scorer sepanjang masa di timnas, Villa memang sangat dibutuhkan di timnas Spanyol untuk Euro 2012 nanti. Cederanya Villa benar-benar duka bagi Barcelona dan Spanyol. Semoga proses operasi dan pemulihan Villa akan berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. (D13)

Hang in there EL Guaje! we and football will be missing you. #animsvilla




'Més que un club'



The man who loves FC Barcelona | Luis Enrique big fan | Sergi Samper y Carles Alena fan |


* Desember 2011
* Januari 2012
* Februari 2012
* Maret 2012
* April 2012
* Mei 2012
* Juni 2012
* September 2012
* Desember 2012
* Januari 2013
* Februari 2013
* Maret 2013
* Mei 2013

TwitterFacebook


    The content on this page are to be remain untouched/copy pasted. Do not plagiarized or use any images from this page without my authorized permit. If you don't like what you see and you're unhappy, just close the window please.